Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Bingkis Rinduku

Bingkis Rinduku Karya : Wardah Munfaati. Gempita malam begitu indah ku tempai. Gemercik alunan syahdu itu menyejukkan hatiku. Gaung degup kencang itu menyerkap rinduku. Sekumpul insan yang setiap saat bagai nutrisi hidupku. Setiap saat menopang bahkan memompa kibar semangatku. Benar, mereka adalah sekumpul insan yang aku sebut keluarga. Bingar hangatnya selalu ada walau jarak kita terpaut puluhan juta mil. Degup sayangnya selalu menyapa saat aku mulai letih akan gejolak hidup. Patri semangatnya selalu berkobar saat aku mulai melangkah mundur dan pasrah. Memang, terkadang bosan mendengar pecah nasihat sekumpul insan itu. Namun,rajut itu pula yang aku rindukan saat ini. Tawa mereka, lukis kecewa mereka, bahkan tangis mereka. Terkadang tak adil rasanya saat ritik tangis awan datang, karena saat itu pula rinduku memuncak setiap sekian detiknya. Saat ini putrimu tengah melangkah dI rawa rajut hidup. Merajut sekian ribu warna hidup untuk berbenah. Nasihatmu terpatri di hati

Gemuruh Negeriku

Gemuruh Negeriku Karya : Wardah Munfaati Sapa mentari terasa usung di senja hari. Negeri permai nan indahku terasa tertatih dengan bingkis perceraian. Negeri ini terasa riuk akan kegagahan keegoisan insan. Keegoisan ribuan insan yang ingin unggul di padang permai jagad. Ribuan raga berseru berkoar sekencang deru angin bagai muson yang ricuhkan alam. Ribuan media bercerita tentang gagahnya perselisihan di negeri ini. Berlomba seakan menara yang melejit samapai kelangit. Lumbung penerus yang menjadi pionir bangsa berseru merajut riuh argumentasi. Berkoar meminta sebuah keadilan, keadilan yang mereka pandang seadil adilnya. Tanpa mereka sadar, mereka bagai percikan api yang setiap waktu mampu membakar damai negeri ini. Di seberang jalan, banyak pula iblis jahat yang tertawa terpikal pikal dengan langgah bodohnya insan negeri ini. Tikus kota terus menggerogoti kuil emas aset negeri ini. Saudara, betapa indahnya negeriku tanpa pikuk riuh keegoisan dan topeng dusta sang