Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Lembaran Baru

Purwokerto, 10 Februari 2020 Lembaran Baru ( Karya : Wardah Munfaati)  Katanya, komitmen itu tentang keistiqomahan. Menjaga sesuatu agar tetap ajeg. Membangunnya tak cukup satu dua hari. Awalnya mungkin tentang terpaksa, terbiasa, dan akhirnya bisa. Ketika siklus bisa muncul, istiqomah datang memantapkan hati. Begitu pula dengan dirimu, datang disaat luka menganga, mengobati luka, dan akhirnya menutup luka. Komitmen tak melulu soal status belaka. Tak melulu tentang temu belaka pula. Ia lebih pada kemantapan hati, lebih pada kepercayaan hati, dan kejujuran hati. Tak apa jika harus berjarak, tak apa jika tak saling temu. Komitmen menjadi penghubung kuat sekat. Dan menunggu salah satu buah komitmen yang tangguh. Bagaimana dengan komitmenmu? Jika tak ada temu, hati semakin merindu. Jika tak berkabar, hati semakin bergetar. Jika dia baik untukmu, dan kau baik untuknya. Jodoh tak akan kemana. Tak ada salahnya jika komitmen masih kau jaga.

Terik

Purwokerto, 17 Februari 2020 Terik ( Karya : Wardah Munfaati)  Terik menyengat, lampu merah tanda berhenti menyala. Menunggu beberapa detik dengan jamuan pemandangan jalan. Terlihat bapak pengayuh sepeda dengan barang bawaan di kiri kanannya. Dikeluarkan bekal di plastik bening dari samping kursinya. Si sopir makan dengan lahap sambil mengamati lampu lalu lintas. Tas slempang menempel di tubuhnya dengan pecahan uang receh di dalamnya. Anak kecil dengan atasan putih dan celana merah terlihat di sisi kanan jalan membawa kresek putih, membuka pintu mobil putih dan terlihat masuk dengan nyaman. Tak lama aku sampai tujuan, membayar ongkos dan menerima kembalian. Berjalan kaki dan terus fokus pada handphone di genggaman. Terlihat gadis kecil dengan krudung merah sedang asik menjemur baju di bawah terik sinar matahari. Di sisi lain kutemui dua bocah cilik yang sedang asik melompat-lompat seperti sedang memainkan sebuah permainan. Ku sapa bapak penjaga pos di sisi kiri jalan, t

Ada Apa?

Purwokerto, 10 Februari 2020 Ada Apa?  ( Karya : Wardah Munfaati)  Hati gelisah tak terarah. Bayangan semu mulai mengalir tanpa arwah. Menatap bingung setiap dinding di depan mata. Mengamati puing-puing cahaya yang mulai meronta. Bunyi bising nyamuk merusak fokus. Kaki gelatakan karena kegatalan ulah si nyamuk. Aku benci, hati menggebu menyeruakkan hempasan nafas. Hati mengutuk keras, memicu amarah yang semakin meluas. Fikirku kalang kabut terbawa amarah. Hati tak terarah dengan fikir keras sebuah emosi. Semakin kuat otot emosiku, bualan-bualan hati semakin terlontar dengan keras. Aku benci, aku muak, aku benci, aku benci dan aku benci. Kata istighfar aku lantunkan dengan perlahan. Benciku tak terarah, muakku tak bertuan. Lantas sedang apakah diriku ini?