Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Gilar Pijak Sajakku

Gilar Pijak Sajakku (Karya : Wardah Munfaati)  Purbalingga, 29 Agustus 2017 Malam ini tabir malam begitu sunyi Terang lampion mulai padam dan larut dalam dekap sang malam Untaian sajakku terus terbuai akan puih puih lantunan merdu sang belalang Aku terus menatap dinding dinding yang terus membisu mendekapku Merangkulku,dengan penuh rasa nyaman dan sunyi Masih aku ingat dengan jelas rajut kata yang terbuai dari lisan itu Begitu tenang dan anggun lirih katanya Waktu terus berlalu, hingga kata itu telah lusuh dan usang terpana akan waktu Namun otakku masih dengan sigap mengingat semua pijak kata yang terurai dari lisanmu Bahkan mengingat setiap desah abjad yang pernah kau lontarkan padaku Bagaimana bisa langkahku tak terbuai, jika bayangmu saja masih terpatri di tempat yang sama Puluhan orang terus berganti melabuhi lajurku, menarik lagkahku untuk merajut sajak tentangnya Namun, berkali kali aku tegaskan sajakku tak bisa aku rangkai atas nama siapapun Hingga aku tersa
Perih Pilu Saudaraku (Karya : Wardah Munfaati)  Karawang, 05 Agustus 2017 Tubuhku tersungkur, kakiku terperanjat dalam kerengkuhan bilik ruang jagad gurau.  Mataku terpekuk pada gadis kecil yang tengah terpingah.  Canda tawanya terasa terikat akan rekah mewah sang jagad.  Disungkurkan badan kecilnya pada wanita tua yang terlihat tegar disampingnya.  Kain kasa usang terbalut di kaki kanan wanita itu.  Menggendong ember kecil dengan kain jarit sebagai pengikat di punggungnya.  Kudapati senyum tipis yang begitu tulus di raut wajahnya.  Tak lupa aku lempar senyum dan sapaku pada sang wanita tua itu.  Terasa pingkah rasanya jikalau insan di jagad ini tak berpeluh kasih dengan seenggok insan yang dianggap kumuh ataupun keji.  Terasa busuk hatimu, saat tak tergetak ketika ribuan julur tangan menghampirimu untuk merengkuh asa.  Bahkan terasa usung pula hatimu ketika tak tergerak saat untuk melangkah menyelaraskan genggam pijaknya. Kita insa
Pijak Langkah Genggamku (Karya : Wardah Munfaati) Purwokerto, 01 Agustus 2017. Pijar malam terlihat begitu terang. Bising lalu lalang malam membungkam setiap cengkam langkahku. Kudapati bapak tua yang begitu semangat mengayuh langakah kakinya di seberang jalan. Kutatap setiap bingkis terang kerlip malam. Begitu tenang, begitu lalang hatiku. Perjalanan yang selalu aku segani dan aku nanti setiap waktu. Di pinggir jendela itu, aku duduk seorang diri dengan secangklong tas ransel yang biasa menjadi barang setiaku. Di pojok bangku itu, ku kaitkan setiap kata pengurah asa. Kutebarkan setiap angan dalam rangkai kata. Malam ini, sekian kalinya aku menuai perjalanan ini. Perjalanan malam yang menghujah sekian ribu rasa. Kutegaskan setiap lirih retak langkahku, walau esok rintang telah terlihat jelas. Kuberanikan pijak kakiku mengayuh walau karang terlihat membentang. Kupastikan Ridha-Nya selalu mengiringi langkahku. Sekian kalinya aku belajar atas perjalananku. Sejengka