Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Catatan Sabtuku

Purwokerto, 01 Desember 2018 Catatan Sabtuku (Karya : Wardah Munfaati)  Dari malam terbiasa mendengar celoteh kesah tiap insan, mencerna tiap kata, memaknai sebuah syukur. Pagiku disuguhi tawa kawan yang sama berjuang mencari tuang ilmu dan makna hidup. Siangku berlalu dengan makan bersama dengan celoteh kata yang membuat perut linu dengan tawa. Makan berakhir, diskusi kering sudah tersuguh di lingkar kamar. Berseteru argumen dan mencari jalan solusi untuk pencerahan. Malamku terbiasa dengan dawuh guruku, mendengar beliau mengarang syair dan membaca kitab acuan belajar. Dari sini aku belajar, mendengar itu penting. Bahagia itu tentang syukur. Berbuat kebaikan adalah keharusan. Telusuri jalan langkahmu, amati manusia disekelilingmu, dan dengarkan keluh kesahnya. Jadilah pendengar yang baik untuk insan disekelilingmu.

Feature

Pengusaha Kopi Putra Lampung (Oleh : Wardah Munfaati) Pengusaha saat ini sudah liar terdengar ditelinga kita, mulai dari pengusaha muda bahkan pengusaha yang tidak lagi muda. Semua berjungkir balik di bidang usaha. Mereka mengemudi dengan pasti untuk terus berseluncur di bidang usaha yang ditekuni, mulai dari jalan yang penuh batu, penuh kerikil, bahkan tanah liat yang kian sulit untuk menyetir. Namun, mereka yang memiliki jiwa pengusaha tak pernah getir untuk terus menyetir usaha mereka. Jatuh bangun sebuah usaha, sudah menjadi makanan pokok bagi mereka yang benar-benar kasmaran dengan bidang ini. Berdirinya sebuah usaha tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, dimana dalam menjalankan usaha kita butuh modal, tenaga, pikiran, dan hal lain untuk menjalankan sebuah usaha. Untuk mendirikan puing-puing usaha tak hanya sekadar niat saja yang menjadi patokannya, tetapi butuh sebuah komitmen untuk terus bergelut dengannya. Seperti pemuda asal Lampung yang bergerilya dibidang usah
Persimpangan Jalan  (Karya : Wardah Munfaati)  Bandung, 10 Oktober 2018 Gedung mewah nan megah tersuguh Indah di pusat kota Jalan meliuk Indah dengan mulus terjajar rapi di pinggirnya Panorama senja seolah menambah ayu kota Gubuk-gubuk kecil dipinggir jalan terjajar rapi menaungi si kecil di dalamnya Petugas lalu lintas melambai menata jalan agar aman Ragam di persimpangan jalan sungguh menawan Mengikat kuat disemayam, untuk terus berpijar Lintas jejaknya selalu bermekar dan mengakar Hati yang tersuguh di pelataran kota ini masih saja ku kenang Terbalut kuat dengan serpihan bangunan kota ini Jawa Barat, aku terayu ramuan khasmu. Lama tak post, kurang mood garap tugas. Ya sudah warnai blog walau rada rada. Salam Literasi😊

Gilar Pijak Sajakku

Gilar Pijak Sajakku (Karya : Wardah Munfaati) Purbalingga, 29 Agustus 2017 Malam ini tabir malam begitu sunyi Terang lampion mulai padam dan larut dalam dekap sang malam Untaian sajakku terus terbuai akan puih puih lantunan merdu sang belalang Aku terus menatap dinding dinding yang terus membisu mendekapku Merangkulku,dengan penuh rasa nyaman dan sunyi Masih aku ingat dengan jelas rajut kata yang terbuai dari lisan itu Begitu tenang dan anggun lirih katanya Waktu terus berlalu, hingga kata itu telah lusuh dan usang terpana akan waktu Namun otakku masih dengan sigap mengingat semua pijak kata yang terurai dari lisanmu Bahkan mengingat setiap desah abjad yang pernah kau lontarkan padaku Bagaimana bisa langkahku tak terbuai, jika bayangmu saja masih terpatri di tempat yang sama Puluhan orang terus berganti melabuhi lajurku, menarik lagkahku untuk merajut sajak tentangnya Namun, berkali kali aku tegaskan sajakku tak bisa aku rangkai atas nama siapapun Hingga aku tersadaar,

Celoteh Siangku

Karawang,  28 Juli 2018 Celoteh Siangku (Oleh : Wardah Munfaati)  Setiap hari memang kita temui makna baru, ketenangan baru, maupun pemicu amarah baru. Segel hidup memang begitu, ia terus berjalan, berlalu, dan berganti. Suasana baru, orang baru, bahkan mungkin tempat baru. Saat ini aku duduk diantara sekerumun insan, ada anak kecil diantaranya berlarian di luar, namun aku duduk di baris kedua sebuah bus. Ku temui bapak separuh baya di sampingku, beliau duduk terkemuka dengan tas jinjing di sampingnya. Beliau melihat dengan seksama supir yang sedang menyalakan mesin bus. Dan tepat di depan bangkuku, ada bapak dengan usia sekitar lima puluh tahun. Bapak itu duduk dengan si kecil yaitu gadis mungil pemakai kain merah muda di kepalanya. Sesekali gadis mungil itu curi-curi pandang ke arahku, namun hanya ku balas senyum kecil ke mukanya. Dan tak jauh dari pemberhentian bus yang ku naiki, aku lihat si mungil kecil dengan singlet putihnya menari dengan jelinya di jalan. Seolah tak pun

Teruntuk Ayahanda dan Bunda

Purwokerto,  17 Maret 2018 Teruntuk Ayahanda dan Bunda (Karya : Wardah Munfaati)  Tamaram malam penuh hias dengan dinginnya yang terus menguliti tubuh Rembulan yang menawan dengan pijar sinar senyumnya Riuk keras guncang rel terdengar jelas di telinga, dengan kerlip Bintang kecil penuntunnya Terlalu lama aku menggenggam belai kasihmu dengan eratnya Berlalangnya waktu aku semakin tumbuh dan menjadi dewasa Tanpaku sadari pula kalian pun semakin ringkih dan tua Bunda, terimakasih untuk jutaan kasih yang telah kau tabur pada ananda Melatih dengan sabar tapak demi tapak ayun langkah pijakku Menanam ribuan tanam kasih dan sayang dihatiku Terimakasih atas lembut kasih belaimu Ayah, putri kecilmu sudah mulai bisa terbang Sayap kecilnya mulai tumbuh dan aku kepakkan Basah keringatmu menjadi aroma juangmu yang tak pernah padam Pijak langkahmu mengajariku untuk bijak dalam melangkah Terimakasih atas tuai kerasmu untuk menjagaku dari kegaduhan luar Terimakasih telah menggengga

Teruntuk Sahabatku Dea

Gubuk Sekuping, 13 Februari 2013 Teruntuk Sahabatku Dea (Karya : Wardah Munfaati)  Kering basah kecilku selalu diguyur masa denganmu.  Berlari girang dalam belukarpun tak pernah takut rasanya jika kau didekatku.  Lumpurpun seolah tak pernah resah dengan genggam erat pijak kita.  Lima belas tahun lebih rasanya aku berlari dengan pijak yang sama dengan dirimu.  Dan saat ini, genap dua puluh dua tahun usiamu.  Kau yang selalu ceria, tegas, bahkan jiwa pengasihmu pun aku begitu terpukau.  Aku bak adik kecilmu yang selalu kau bimbing untuk terus melangkah.  Nasihatmu akan segala hal yang membuatku sadar akan banyak hal.  Terimakasih akan ribuan gelintir kasihmu.  Terimakasih telah menjadi sahabat kecilku, yang masih tetap mengiringi langkah dewasaku.  Tak akan habis rasanya jika kataku terus merangkai Indah peringaimu.  Selalu menjadi sahabat kecilku.  Selamat atas hari lahirmu Vidya Tri Astuti.